KULIAH UMUM DEPARTEMEN BIOLOGI FARMASI 2025
Pada tanggal, 21 Januari 2025, panitia Departemen Biologi Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang sukses menyelenggarakan Kuliah Umum Departemen Biologi Farmasi 2025 dengan tema “Kebutuhan Riset Bahan Baku Farmasi Berbasis Ekstrak Tanaman Obat”. Acara ini diadakan secara hybrid, melibatkan 180 peserta yang hadir secara langsung di Aula 2 dan Auditorium Gedung Rektorat lantai 3, dan 160 peserta lainnya yang mengikuti secara virtual melalui platform Zoom.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembukaan oleh Ketua Pelaksana, Shabrina Zahratun Nisa, yang menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya acara ini. Dalam pidatonya, Shabrina menekankan bahwa Indonesia, dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya, memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global dalam pengembangan bahan baku farmasi berbasis ekstrak tanaman obat. “Acara ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif terlibat dalam riset yang tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga berdampak nyata pada kemajuan farmasi nasional,” ungkap Shabrina.
Sambutan juga disampaikan oleh Ibu Eko Sri Wahyuningsih, selaku dosen di Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang. Beliau menyoroti pentingnya mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar dari pembicara utama yang sangat berpengalaman. “Jadikan acara ini sebagai inspirasi untuk menggali lebih dalam mengenai riset berbasis bahan alam, karena potensi tanaman obat di Indonesia sangat besar dan beragam,” ujar Ibu Eko.
Kuliah umum ini menghadirkan pembicara utama, Dr. rer. nat. apt. Chaidir, seorang Perekayasa Ahli Utama dari Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, BRIN. Dalam paparannya, Dr. Chaidir menjelaskan pentingnya riset bahan baku farmasi berbasis tanaman obat sebagai strategi untuk mendukung kemandirian farmasi nasional. Beliau menegaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan yang tidak dimiliki banyak negara lain, yaitu kekayaan hayati yang melimpah, termasuk tanaman endemik yang berpotensi besar dikembangkan sebagai bahan baku farmasi. “Keanekaragaman hayati kita adalah kunci untuk menciptakan produk farmasi berbasis bahan alam yang mampu bersaing di pasar global. Namun, hal ini membutuhkan pendekatan yang terintegrasi, mulai dari identifikasi tanaman, pengembangan bahan baku, hingga produk akhir yang memenuhi standar internasional,” jelasnya.
Sesi diskusi dan tanya jawab berlangsung sangat interaktif, dengan banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah mengenai faktor utama yang menentukan kualitas bahan baku farmasi berbasis ekstrak tanaman obat. Dr. Chaidir menjelaskan bahwa faktor genetik tanaman, lokasi tumbuh, metode ekstraksi, serta waktu panen dan pasca panen merupakan elemen kunci yang memengaruhi kualitas bahan baku. Beliau juga menambahkan bahwa penelitian mendalam diperlukan untuk menentukan kondisi optimal setiap tanaman obat. Pertanyaan lain yang diajukan adalah mengenai peluang mahasiswa farmasi dalam mendukung hilirisasi produk berbasis bahan alam. Dr. Chaidir menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri untuk mempercepat proses hilirisasi. “Mahasiswa perlu memahami regulasi seperti CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), selain memiliki kemampuan riset yang mendalam,” ujarnya.
Pada sesi lainnya, seorang peserta menanyakan tantangan terbesar bagi industri bioteknologi di Indonesia, terutama terkait bahan baku farmasi. Menjawab hal ini, Dr. Chaidir mengungkapkan bahwa kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dalam teknologi ekstraksi canggih dan dukungan regulasi untuk hilirisasi masih menjadi kendala utama. Namun, ia optimistis bahwa dengan sinergi lintas sektor, tantangan ini dapat diatasi.
Acara ini diikuti oleh 340 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan serta narasumber hebat. Tingginya partisipasi menunjukkan antusiasme besar generasi muda terhadap riset berbasis bahan alam. Selain itu, acara ini juga didukung oleh Apotek Kencana Jaya, Apotek Segar, dan Roti JB, yang memberikan kontribusi besar dalam mendukung kelancaran kegiatan.
Di penghujung acara, dilakukan sesi foto bersama dengan pemateri serta pemberian cenderamata dan sertifikat penghargaan dilanjutkan dengan pemberian doorprize kepada mahasiswa. Dengan adanya kegiatan Kuliah Umum Departemen Biologi Farmasi 2025, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai topik-topik terkini dalam bidang farmasi, serta memperluas wawasan mereka dalam dunia penelitian dan perkembangan ilmu pengetahuan